Menyapa Marioto
Ia sedang mengarahkan motor-motor di Pasar Nglames. Pengendara yang hendak bertolak dari parkir, memberinya 500 perak, kadang lembaran 2000 bila tak ada receh. Saya yang sedang mengendarai motor dari jauh menatapnya, bersiap menganggukkan kepala kalau-kalau mata kami bertemu. Mengangguk tanpa seyum, toh tak akan terlihat di balik masker. Sudah jadi kebiasaan di lingkungan kami untuk […]